PARADIGMA PROGRAM PEMBANGUNAN
Munculnya Washington Consenssus merupakan suatu avant-garde terkait paradigma pembangunan yang bergeser yang sebelumnya berupa state-model menjadi market-model. Washington Consenssus juga merupakan sebagai bentuk konkrit dari neolib yang muncul di era tahun 80an dengan menerapkan poin-poin seperti liberalisasi ekonomi dan juga dengan privatisasi perusahaan. Tujuan dari washington consenssus itu sendiri juga untuk meperbaiki perekonomian dari banyak negara berkembang seperti di Amerika Latin yang mengalami krisis pada tahun 80-an melalui institusi bretton woods. Penerapan washington consenssus oleh institusi bretton woods yaitu IMF dan WorldBank mulai dilaksanakan dengan adanya program Structural Adjustment Programmes (SAP) yang berupa pinjaman terhadap negara-negara yang sedang mengalami krisis. Namun dalam pelaksanaanya program SAP belum bisa disebut berhasil seperti halnya yang terjadi di Nigeria, Somalia, Argentina, dan-lain-lain yang dimana SAP ini hanya menyelesaikan masalah lama dengan masalah yang baru. Kegagalan ini disebabkan banyak pemerintah negara berkembang yang belum bisa mengelola dan mengadopsi program tersebut dengan baik. Dengan kata lain masih terdapat permasalahan politik yang tidak sesuai. kemudian dengan adanya kelemahan dari program SAP tersebut muncul juga konsep baru yang membentuk sebuah program pengganti yaitu Comprehensive Development Framework (CDF). Adanya program CDF ini menjadi sebuah pergerkan terhadap dari paradigma pembangunan itu sendiri. Jika pada SAP pembangunan lebih di fokuskan pada ekonomi saja dengan orientasi pasar tersebut, dalam CDF elemen lain seperti politik dan sosial juga menjadi bagian. Hal ini menyebabkan seperti indikator pada pembangunan tersebut pun juga bergeser yang sebelumnya GDP menjadi indikator bergeser menjadi Human Development Index (HDI). Adanya pergeseran paradigma dalam pembangunan ini menandakan bahwa adanya sistem yang fleksibel dalam mengikuti kebutuhan yang dimiliki. Jika sekarang ini dalam pembangunan pada post washignton consenssus bisa dikatakan paling baik dengan program CDF karena memperhatikan dari banyak aspek, tetapi hal tersebut merupakan semu. Sebab adanya CDF ini hanya merupakan program yang terbaik untuk saat ini dan bukan untuk selamanya. CDF ini bagus sebab melihat bagian kelemahan dari SAP itu sendiri dan tentunya kedepanya akan ada konsep-konsep baru yang dapat menggantikan CDF untuk program pembangunan yang lebih baik. Namun permasalahanya tidak semua negara dapat menerapkan program pembangunan dari barat. Jika memang pandangan soal pembangunan itu tidak bisa digeneralisir untuk semua, maka yang jadi jawaban adalah perlunya ada gagasan konsep baru dari ahli yang bukan dari barat sehingga terbentuk paradigma alternatif yang dapat lebih menyesuaikan pembangunan negara berkembang.
0 Comments
|
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
April 2017
Categories |